Khotbahmerupakan kegiatan berdakwah atau mengajak orang lain untuk meningkatkan kualitas takwa dan memberi nasihat yang isinya merupakan ajaran agama. Khotbah yang sering dilakukan dan dikenal luas dikalangan umat Islam adalah khotbah Jumat dan khotbah dua hari raya yakni Idul Fitri dan Idul Adha. Orang yang memberikan materi khotbah disebut Khotbah Kristen untuk lanjut usia adalah khotbah yang berisi pengajaran, nasihat, dan dukungan rohani kepada orang-orang yang sudah memasuki usia lanjut atau topik-topik yang perlu disampaikan seperti mempersiapkan diri untuk menghadapi masa tua, menjaga hubungan dengan Tuhan dan orang lain, merawat kesehatan fisik dan mental, serta berguna bagi orang ini bertujuan untuk memberikan penghiburan, dorongan, dan harapan kepada orang-orang yang memasuki masa hidup yang baru dalam kehidupan mereka. Selain itu, khotbah ini juga dapat memberikan pemahaman mengenai bagaimana Tuhan memiliki rencana dan tujuan yang indah untuk hidup orang-orang yang sudah memasuki usia lanjut, serta mengajak mereka untuk tetap terhubung dengan Tuhan dan terlibat dalam ini adalah khotbah kristen untuk lanjut usiaBapak dan Ibu yang dikasihi oleh Yesus Kristus, pada kesempatan ini, saya ingin berbicara tentang lanjut usia dan bagaimana kita dapat mempersiapkan diri kita untuk menghadapi masa tua dengan sukacita dan harus mengenali bahwa usia lanjut bukanlah akhir dari hidup kita, tetapi merupakan babak baru dalam perjalanan hidup kita. Kita harus menganggapnya sebagai kesempatan untuk mengevaluasi hidup kita, memperkuat iman kita, dan membawa sukacita kepada orang-orang di sekitar juga harus memahami bahwa Allah memiliki rencana yang indah untuk hidup kita, termasuk di masa tua. Seperti yang tertulis dalam Mazmur 92 14-15, "Mereka yang ditanamkan dalam rumah TUHAN akan bertumbuh subur di pelataran Allah kita. Pada masa tua mereka masih berbuah dan tetap segar dan bersemangat."Oleh karena itu, mari kita fokus pada mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan Tuhan dalam hidup kita. Carilah waktu untuk berdoa, membaca Firman Tuhan, dan bersekutu dengan orang-orang yang memiliki iman yang sama. Dengan begitu, kita akan merasa tenang dan diberkati oleh kehadiran-Nya, bahkan ketika kita menghadapi tantangan dan kesulitan dalam itu, kita juga harus memperhatikan kesehatan fisik kita. Teruslah berolahraga, makan makanan yang sehat, dan jaga pola tidur yang baik. Kita juga harus menghindari kebiasaan yang buruk, seperti merokok dan minum alkohol yang berlebihan. Dengan memperhatikan kesehatan fisik kita, kita akan dapat menghadapi masa tua dengan lebih dan Ibu yang dikasihi oleh Yesus Kristus, jangan lupa untuk tetap aktif dan berguna bagi orang lain. Sebagai orang Kristen, kita dipanggil untuk mengasihi dan melayani orang lain. Ada banyak cara untuk melakukan hal ini, seperti terlibat dalam pekerjaan sukarela, mengunjungi orang yang sakit atau kesepian, atau mengajar dan mentori orang yang lebih muda. Dengan melakukan ini, kita akan merasa lebih berarti dan berguna, dan juga memberikan sukacita bagi orang kita mempersiapkan diri kita untuk menghadapi masa tua dengan sukacita dan damai. Dengan fokus pada hubungan kita dengan Tuhan, kesehatan fisik kita, dan menjadi berguna bagi orang lain, kita dapat memasuki babak baru dalam hidup kita dengan keyakinan dan harapan yang kuat dalam Tuhan Yesus Kristus. Amin. Orangtua bahkan menjadwalkan pendidikan tambahan itu di hari Sabtu. Tetapi jadwal yang sedemikian melelahkan akan membuat, baik anak maupun orang tua, tidak mempunyai cukup tenaga dan mood untuk berbincang-bincang di penghujung hari, apalagi untuk mengadakan mezbah keluarga. Jadi, orang tua harus bijaksana dalam mengatur kegiatan anak-anak mereka.
“Dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya, hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar Firman Allah jangan dihujat orang.” Titus 24-5 Bacaan Titus 22-5 Siapa bilang lansia tidak berguna. Bangun pagi berdoa untuk anak cucu. Siapa bilang lansia hanya hiasan. Meskipun tua tetap dipertahankan. Banting tulang sudah sejak remaja. Meski hujan, meski panas tidak masalah. Siapa bilang lansia hanya meminta. Jangan percaya orang punya cerita. Mengapa harus malu, mengapa harus loyo. Rambut putih, kulit keriput tidak masalah. Biar umur tinggal bonus, biar lutut terus dibungkus. Tapi lansia tetap semangat di hari tua. Tulisan di atas adalah lirik lagu Balada Lansia yang berjudul “Siapa Bilang Lansia Tidak Berguna”. Sebuah lagu yang mengingatkan setiap orang tua untuk tidak menganggap dirinya tidak berguna lagi. Sebaliknya, meski sudah tua, ia masih tetap dapat berkarya. Salah satunya adalah menjadi berkat bagi kaum muda dengan cara berbagi ilmu dan pengalaman. Rasul Paulus telah menegaskan hal tersebut di Titus 22-5. Pertama, untuk laki-laki yang tua. Kata “tua” di sini lebih tepat diartikan sebagai tua dalam hal umur. Para murid Kristus yang tua harus menjadi teladan bagi semua orang percaya. Karena laki-laki tua pada umumnya adalah para ayah. Mereka menjadi pemimpin bagi keluarganya. Salah satu tugas dan tanggung jawab seorang pemimpin adalah memimpin para anggotanya ke arah yang benar sama seperti Kristus, sehingga generasi di bawahnya mencontoh kehidupan mereka. Kedua, untuk perempuan-perempuan yang tua. Selain mereka harus hidup sebagai orang yang berkenan di hadapan Allah, mereka juga harus cakap mengajar hal-hal yang baik kepada generasi muda ay. 3, 5. Karena dalam kebudayaan Israel, perempuan umumnya tinggal di rumah dan mendidik anak-anak mereka. Pendidikan yang diberikan tersebut akan menolong generasi di bawahnya hidup dalam kebenaran Kristus. Jadi, siapa bilang lansia tidak berguna? Jangan percaya orang punya cerita! Meski lanjut usia, Tuhan masih berikan tanggung jawab, yaitu mendidik generasi selanjutnya hidup dalam kebenaran Kristus. Ayo, tetap semangat! Bo “Tidak Pernah Ada Kata “Pensiun” Di Dalam Tuhan”
Dansaya bisa mengatakan bahwa Allah tidak berubah. Dia tetaplah Bapa surgawi yang penuh kasih, "Allah sumber segala penghiburan" ( 2 Korintus 1:3 ). Dia tetap Allah yang menjadi sumber harapan saat menghadapi dukacita yang tak terduga. Saya menulis tentang Dia dengan kesadaran baru bahwa saya membutuhkan jamahan-Nya, kasih-Nya, kekuatan-Nya.
Bacaan Alkitab Roma 148-9 Seorang pendeta berkunjung ke sebuah biara di Gurun. Saat jam makan siang sang Pendeta bersama anggota biara yang mengantarnya menuju ke ruang makan. Untuk menuju ke ruang makan mereka harus melewati sebuah kompleks pekuburan. Dan si Pendeta melihat ada satu makam yang terbuka. Jadi ia bertanya apakah ada anggota biara yang baru saja meninggal dan mau dimakamkan? Si pengantar menjawab tidak ada yang meninggal tetapi memang makam itu sudah disiapkan untuk siapa saja yang akan meninggal berikutnya. Begitulah tiga kali setiap hari, setiap kali berjalan menuju ruang makan, anggota biara diingatkan akan perkara yang lebih sering dihindari banyak orang yaitu perkara kematian. Anggota biara diingatkan bahwa salah satu dari mereka mungkin akan menjadi yang berikutnya menempati makam yang terbuka itu. . Saudara – saudara yang dikasihi Tuahn. Banyak orang memang menghindari perkara kematian tapi tidak seorangpun bisa menolak saat kematian menjemput. Kematian bisa menjemput kapan saja. Tanpa memandang umur kita. Tanpa memandang siapa kita. Dalam dukacita yang dialami saat ini karena kepergian orang terkasih kita …………….. maka Firman Tuhan bagi kita Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan telah bangkit dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup. Kepada jemaat di Roma, Rasul Paulus mengatakan bahwa jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Kita hidup untuk Tuhan, bermakna bahwa selagi kita masih hidup, apapun yang kita lakukan, kita lakukan seperti untuk Tuhan Kol 323. Dengan melakukannya seperti untuk Tuhan, kita akan bersungguh-sungguh menerima tugas kita dimanapun kita berperan. Ketika hidup kita sudah berakhir, di saat waktu kita di dunia sudah habis, maka kita mati pun untuk Tuhan. Bahwa hanya rumah Bapa di Sorgalah tempat kita berpulang. Karena baik hidup atau mati kita adalah milik Tuhan. Tuhan Yesus telah mati, Dia telah mengalahkan kuasa kematian. Dan seperti yang Rasul Paulus katakan, Ia menjadi Tuhan atas orang-orang hidup dan orang-orang mati. Dia adalah Raja segala raja, termasuk Raja atas alam maut yang telah dikalahkan-Nya. Kebangkitan Kristus memiliki makna yang sangat luar biasa. Iman kepada Tuhan Yesus, dan pengakuan bahwa Ia adalah Raja atas segala raja, membuat kita sungguh yakin bahwa semua yang hidup dan yang mati berada dalam tangan pengasihan-Nya. Kuasa Tuhan Yesus tidak terbatas. Cakupan kedaulatanNya tiada akhir. Karena itu di dalam Kristus, tidak ada ketakutan atas kematian. Bagi orang percaya, kata akhir untuk hidup kita bukan datang dari kematian. Kata akhir itu hanya ada pada Tuhan, dan kata akhir itu adalah kehidupan kekal. Kehidupan kekal hanya ada di dalam Yang Kekal. Kebahagiaan abadi hanya ada di dalam Yang Abadi. Karena itu hiduplah dalam Kristus agar baik hidup maupun mati kita tidak sia – sia. Jalanilah kehidupan dengan mengingat kematian dan jangan lupa “Ingatlah akan Penciptamu.” Ingatlah bahwa hidup ini hanya ”barang pinjaman”. Perlakukanlah secara bijaksana. Karena kita tidak pernah tahu kapan masa pinjam itu habis. Allah yang Kekal menghibur keluarga yang berduka dan memelihara kita yang hidup sepeninggal orang yang kita kasihi. Amin. _WarOpen, 1902'19_

Banyakyang mengatakan anak lebih baik dalam hal mengurus orang tua. Hal ini juga sebagai tanda bakti anak terhadap orang tua. Evita Djaman, psikolog yang peduli pada masalah-masalah lansia memberikan kiat-kiatnya agar setiap anak bisa menjadi anak terbaik bagi orang tuanya: 1. Pahami Seperti halnya setiap orang tua berusaha memahami anaknya.

Ayat Inti “Engkau harus bangun berdiri di hadapan orang ubanan dan engkau harus menaruh hormat kepada orang yang tua dan engkau harus takut akan Allahmu; Akulah TUHAN.” Imamat 1932 {ITB} Ada pelayanan yang wajib kita lakukan terhadap orang lain dan tidak dapat kita acuhkan walaupun kita tetap menjalankan perintah-perintah Tuhan. Menjalani hidup, berpikir, dan bertindak hanya untuk diri sendiri sama saja seperti menjadi hamba Tuhan yang tak berguna. Di antara kita ada banyak orang yang gelisah, banyak bicara, suka memuji diri sendiri, dan suka mendahulukan diri mereka sendiri sesuka hati, tanpa memperhatikan usia, pengalaman, maupun jabatan. Gereja saat ini membutuhkan pertolongan dari karakter yang bertolak belakang dengan sifat-sifat tersebut bersahaja, tenang, manusia yang takut akan Tuhan, yang akan membawa beban yang tidak menyenangkan yang ditanggungkan atas mereka, bukan untuk nama baik mereka, melainkan untuk melayani Tuhan mereka yang telah mati bagi mereka. Pribadi-pribadi dengan karakter seperti ini tidak berpikir bahwa untuk bangun berdiri di hadapan orang ubanan dan menaruh hormat kepada orang yang tua akan merendahkan harga diri mereka. Orang-orang yang takut dan hormat akan Tuhan, akan dibawa kepada kehormatan oleh Tuhan. Manusia mungkin akan begitu ditinggikan saat membentuk tautan yang menghubungkan surga dan bumi. Ia datang dari tangan Penciptanya dengan karakter yang seimbang, dianugerahi dengan kapasitas luar biasa untuk perkembangan yang menggabungkan kekuatan Ilahi dan usaha manusia, sehingga ia dapat mengangkat dirinya hampir mencapai lingkup malaikat. Namun, ketika demikian tingginya dia diangkat, ia tidak akan menyadari kebaikan dan kehebatannya sendiri. Tuhan pun khususnya memerintahkan penghormatan yang lembut kepada orang lanjut usia. Ia berkata, “Rambut putih adalah mahkota yang indah, yang didapat pada jalan kebenaran.” Rambut putih menceritakan banyaknya perjuangan yang telah dilalui, dan kemenangan yang telah diperoleh; beban yang telah ditanggung, dan cobaan yang berhasil diatasi. Rambut putih menceritakan kaki-kaki lelah mereka yang mendekati peristirahatan, begitu pula tentang tempat-tempat yang sebentar lagi akan menjadi lowong. Bantulah anak-anak untuk mengerti hal ini, dan mereka akan meringankan perjalanan para orang tua melalui kesantunan dan rasa hormat mereka, serta akan membawa kasih karunia dan keindahan ke dalam kehidupan masa muda mereka sebagaimana mereka mengindahkan perintah untuk “berdiri di hadapan orang ubanan dan … menaruh hormat kepada orang yang tua.”

Kematianbagi kalangan Tionghoa dalam hal ini orang Tionghoa tradisi [3] masih sangat tabu untuk dibicarakan, sebab mereka percaya bahwa kematian merupakan sumber "malapetaka" atau "sial". Itulah sebabnya perlu ditangani dengan ritual keagamaan yang benar sehingga kelak mereka tidak diganggu oleh roh yang meninggal itu.

Ayat Pokok 2 Kor 416 " Sebab itu kami tidak tawar hati, meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari." Tidak jarang, masalah usia lanjut menjadi ketakutan bagi sebagian orang. Mereka tidak dapat menerima datangnya masa-masa usia lanjut. Itu sebanya banyak orang melakukan berbagai upaya misalnya olahraga, mengatur asupan makanan sampai berbagai operasi dan terapi mereka lakukan. Sebenarnya memasuki usaia senja bukanlah masalah. Ini adalah hal yang alamiah, bukan hal yang perlua ditakuti. Semua orang hidup akan mengalami hal ini. Janganlah takut, janganlah kecil hati, Juga janganlah minder. Allah bekerja didalam proses penuaan, yaitu saat tubuh kita mulai melemah. Justru Allah punya kesempatan memperbaharui rohani kita untuk menjadi semakin kuat. Jika tubuh kita tidak pernah menjadi lemah,kita akan mengandalkan kekuatan kita sendiri, sehingga kebutuhan rohani tidak akan pernah diperhatikan. Jadi jangan tawar hati ketika kita mulai menyadari bahwa tenaga kita tidak lagi sekuat saat kita masih muda. pendengaran dan pengihatan kita tidak lagi setajam yang dulu, rambut mulai rontok, gigi mulai pergi. Jangan bersedih hati apalagi mencari kompensasi. Masa-masa usia lanjut adalah masa dimana kita mau semakin dekat dengan Tuhan, dan semakin berbuah untuk hormat kemuliaan bagi namanya Mazmur 9215 Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar" Mari jadilah tua-tua keladi Yang makin tua makin menjadi. Bukan dalam hal keburukan, tapi dalam hal hidup yang memuliakan nama Tuhan
Cinta orang tua sepanjang masa, cinta anak sepanjang galah.” Master Cheng Yen pernah berkata,”2 hal yang tidak bisa ditunda adalah beramal dan berbakti kepada orang tua Anda.” Konon ada sepasang suami istri lansia hidup di pedesaan di daerah terpencil. Sang suami adalah seorang profesor dan mantan dosen yang sudah pensiun 10 tahun lalu.
Khutbah Gymnastiar di Masjid Istiqlal. Foto Iqbal Firdaus/kumparanKhutbah Jumat merupakan salah satu media yang strategis untuk dakwah Islam. Khutbah tidak hanya berisi pujian kepada Allah SWT dan Rasullullah SAW, tetapi juga mencakup doa untuk kaum muslimin serta pelajaran dan peringatan bagi satu ajaran yang ditekankan dalam Islam adalah menghormati orangtua, termasuk lansia. Orangtua memiliki kedudukan yang mulia, sebab dari merekalah generasi umat Islam lahir. Mereka juga senantiasa berjuang agar anak-anakya memiliki kehidupan yang layak. Oleh sebab itu, Muslim dilarang untuk menyia-nyiakan orangtua, khususnya ketika mereka telah memasuki usia itu Allah SWT memerintahkan umat Muslim untuk memperlakukan lansia dengan baik. Apalagi dalam pandangan Islam, bertambahnya usia identik dengan kematangan dan kedewasaan dalam banyak berikut ini adalah contoh teks khutbah Jumat yang bisa ditiru, dikutip dari Buku Panduan Khotbah Jumat Program Kependudukan dan KB Provinsi Jawa Tengah 2014.Teks Khutbah Jumat Tentang Menghormati Orangtua dan Lansiaاَلْحَمْ د هُلَّله رَُبِّ اُلْعَالَ ه ميْنَ اُلَّ ه ذيْ خَُلَقَ اُْ ه لإنْسَانَ وَُسَائهرَ اُلْمَخْل وْقَا ه ت وَُالَّ ه ذيْ عَُلَّمَ اُْ ه لإنْسَانَ مَُُا لَُمْ يَُعْلَمُْ. أَُشْهَ د أَُنْ لُاَُإهلَهَ إُهلاَّ اُلل وَُحْدَه لُاَ شَُ ه ريْكَ لَُه اَُلْمَله ك اُلْحَقُّ اُلْ مبهيْ ن، وَُأَشْهَ د أَُنَّ محَمَّدًا عَُبْ ده وَُرَ سوُْل ه أَُشْرَ ف اُْلأَنْبهيَا ه ءُوَالْ مرْسَلهيْنَُ. اَُللَّه مَّ صَُلِّ وَُسَلِّمْ وَُبَا ه ركْ عَُلَى محَُمَّ د وَُعَلَى آُلههه وَُأَصْحَابه ه أَُجْمَ ه عيْنَُ. أَُمَّا بَُعْ د؛ُُفَيَا هُ عبَادَ اُلله، أُ وْ ه صيْ كمْ وَُإهيَّايَ بُهتَقْوَى اُلله تَُعَالَى وَُطَاعَته ه لَُعَلَّ كمْ تُ رْحَ Muslimin RahimakumullahProses perubahan generasi dalam kehidupan dunia merupakan sunnatullah, manusia dilahirkan ibunya, kemudian menjadi remaja, menjadi pemuda, menjadi orangtua, dan kelak ada yang menjadi orang lanjut usia. Masing-masing dari kita akan menjadi orangtua, bahkan akan menjadi orang yang lanjut usia jika ajal tidak menjemput pandangan para ahli, lansia masih dibagi lagi ke dalam beberapa kategori kelompok usia. Ada yang dinamai dengan kelompok lansia dini, yaitu bagi mereka yang memiliki usia antara 55 –64 tahun, ada yang dinamai dengan kelompok lansia, yaitu bagi mereka yang memiliki usia 65-70 tahun, dan ada yang dinamai dengan kelompok lansia resiko tinggi, yaitu bagi mereka yang memiliki usia di atas 70 yang semestinya kita lakukan terhadap orang yang lebih tua, ketika diri kita menjadi orang yang lebih muda? Terkait hal ini, Islam memberikan ajaran yang sangat mulia kepada kita. Jika kita sebagai orang yang memiliki usia lebih muda, maka kita diajarkan untuk menaruh rasa hormat kepada orang-orang yang memiliki usia yang lebih pandangan Islam, usia tua sebenarnya merupakan usia yang dipenuhi dengan kematangan dan kedewasaan dalam banyak hal. Ibarat pepatah, mereka itu adalah kelompok orang yang telah banyak memakan asam garam kehidupan. Mereka merupakan kelompok orang yang memiliki pengalaman lebih banyak dari orang-orang yang usianya lebih muda. Karena itu, sudah semestinya perilaku mereka bisa menjadi teladan bagi orang-orang yang lebih memperlakukan dengan baik para lansia dan mengajarkan supaya keberadaan mereka tidak dianggap sia-sia dan tak bernilai oleh masyarakat. Islam sangat menekankan agar keberadaan mereka dijadikan sebagai penuntun dan pengayom masyarakat dan generasi muda yang ada. Apalagi mereka itu merupakan orang tua kita. Allah SWT dalam QS. al-Isra’ 23-24, berfirman۞ وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًاwa qaḍā rabbuka allā ta'budū illā iyyāhu wa bil-wālidaini iḥsānā, immā yabluganna 'indakal-kibara aḥaduhumā au kilāhumā fa lā taqul lahumā uffiw wa lā tan-har-humā wa qul lahumā qaulang karīmā“Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”.Ada kisah menarik dicontohkan oleh sahabat Ali Ibn Abi Thalib dalam memperlakukan orang tua “Suatu hari Ali bin Abi Thalib sedang berjalan tergesa-gesa menuju masjid. Ia tak ingin melewatkan shalat shubuh hari itu, dimana Nabi SAW sendiri yang menjadi imamnya. Di tengah jalan Ali terpaksa memperlambat langkahnya, karena di depannya sedang berjalan seorang laki-laki tua dengan tertatih-tatih. Ali pun tidak mau mendahului lelaki tua itu karena rasa hormatnya. Walhasil Ali-pun menjadi terlambat tiba di masjid. Setelah sampai di masjid, ternyata lelaki tua itu tidak masuk ke dalamnya. Ia terus saja berjalan tanpa menghiraukan bahwa ia sedang berada di depan sebuah masjid, dimana pada saat bersamaan waktu shalat shubuh sedang tiba. “Barangkali lelaki tua itu adalah seorang yang kafir, atau yang pasti ia bukanlah orang Islam”, begitulah pikir Ali dalam hatinya. Sewaktu Ali masuk ke dalam masjid dilihatnya Nabi SAW sedang ruku'. Ini berarti, bahwa masih tersedia waktu baginya untuk shalat dengan diimami Nabi SAW sebagaimana yang diniatkan shalat para sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW. ”Ada gerangan apa ya Rasulullah SAW, sehingga engkau lebih memperlama masa ruku' waktu shalat tadi, padahal sebelumnya hal yang seperti ini belum pernah engkau lakukan?” Mendengar pertanyaan para sahabat itu, Nabi SAW segera menjawab ”Saat ruku’ tadi, yaitu usai mengucapkan subhana Rabbiyal adzimi, aku bermaksud segera mengangkat kepalaku, tetapi tiba-tiba pada saat yang sama, Jibril datang. Ia menggelar sayapnya dipunggungku sehingga membuat aku terus saja ruku. Jibril membuat demikian lama sekali, selama yang kalian rasakan. Baru setelah Jibril mengangkat sayapnya, aku dapat berdiri mengangkat kepalaku". "Mengapa bisa terjadi begitu, ya Rasulullah SAW?” seorang di antara sahabat bertanya. ”Aku tak sempat menanyakan hal itu”. Ternyata Jibril pun kembali menemui Nabi SAW. Lalu ia memberikan penjelasan mengenai sebab ruku' menjadi panjang saat shalat shubuh itu. Malaikat Jibril berkata, “Wahai Muhammad, tadi itu Ali sedang tergesa-gesa untuk bisa mengejar shalat berjamaah. Tapi di tengah perjalanan ia bertemu dengan seorang lelaki tua Nasrani yang membuat jalannya menjadi terlambat sampai ke sini. Ali tidak tahu kalau orang itu adalah Nasrani, dan ia biarkan orang tua itu untuk tetap terus berjalan di depannya. Ali tidak mau mendahuluinya. Allah SWT kemudian menyuruhku supaya engkau tetap ruku' sehingga memungkinkan Ali untuk dapat menyusul shalat shubuh berjamaah. Perintah Allah SWT seperti itu kepadaku bukan hal yang mengherankan bagiku, yang mengherankan adalah perintah Allah SWT kepada Mikail agar ia menahan perputaran matahari dengan sayapnya. Ini tentunya karena perbuatan Ali tadi". Demikianlah penjelasan memperoleh keterangan dari malaikat Jibril seperti itu, Nabi SAW pun kemudian bersabda, "Inilah derajat orang yang memuliakan orang tua lansia, meskipun lansia itu adalah Nasrani“.Kisah inspiratif di atas memberikan pengertian dan pelajaran yang sangat dalam terhadap kita semua. Allah SWT dan malaikat-Nya memuliakan orang tua dan juga sekaligus memuliakan orang yang memuliakan orang yang lebih tua. Rasulullah sampai harus ditahan dalam ruku’nya demi menunggu Ali Ibn Abi Thalib yang memuliakan orang yang lebih tua kita baik yang masih muda ataupun yang sudah tua atau lansia, harus dimanfaatkan sebanyak mungkin untuk ketaatan kepada Allah dan menebarkan kebaikan. Al-Qur’an memberikan gambaran kesedihan orang-orang yang masuk neraka, karena lalai terhadap umur yang diberikan Allah kepadanya. Gambaran kesedihan orang yang tidak memanfaatkan umurnya dengan baik seperti ini di antaranya tertuang dalam QS. al-Fathir 37وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَآ أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَٰلِحًا غَيْرَ ٱلَّذِى كُنَّا نَعْمَلُ ۚ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُم مَّا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَن تَذَكَّرَ وَجَآءَكُمُ ٱلنَّذِيرُ ۖ فَذُوقُوا۟ فَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِن نَّصِيرٍWa hum yaṣṭarikhụna fīhā, rabbanā akhrijnā na'mal ṣāliḥan gairallażī kunnā na'mal, a wa lam nu'ammirkum mā yatażakkaru fīhi man tażakkara wa jā`akumun-nażīr, fa żụqụ fa mā liẓ-ẓālimīna min naṣīr."Dan mereka berteriak di dalam neraka itu "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan". Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan apakah tidak datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah azab Kami dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun."Oleh karena itu, tidak ada gunanya bagi orang yang muda selalu menunda-nunda pelaksanaan tugas-tugasnya hanya untuk menunggu datangnya usia tua atau lansia. Begitu juga tidak ada gunanya bagi orang yang telah tua atau lansia, merenungi nasib yang menderanya. Semuanya harus memanfaatkan usia yang diberikan Allah kepadanya untuk memperbanyak bekal dalam mengarungi kehidupan akherat yang baka kekal, sesuai kessanggupan dan kemampuanya. Dan janganlah lupa, untuk selalu berdoa agar amal ibadahnya diterima oleh Allah pentingnya menghormati orang yang tua, Rasulullah pun menjadikannya sebagai salah satu kriteria dalam menentukan orang yang berhak dijadikan imam dalam shalat. Dalam riwayat Abu Mas'ud disebutkan bahwa Rasulullah bersabda "Yang berhak untuk menjadi imam bagi sesuatu kaum dalam shalat ialah yang terbaik bacaannya terhadap kitabullah al-Quran. Jikalau semua jamaah di situ sama baiknya dalam membaca kitabullah, maka yang terpandai dalam as-Sunnah Hadis yang dijadikan imam. Jikalau semua sama pandainya dalam as-Sunnah, maka yang terdahulu hijrahnya -lah yang dijadikan sebagai imam. Jikalau dalam hijrahnya sama dahulunya, maka yang tertua usianya -lah yang dijadikan imam”. Riyadhus Solihin bab 44.Sekali lagi, perlu kami tegaskan bahwa Islam memandang masyarakat lansia dengan pandangan terhormat sebagaimana perhatiannya terhadap generasi muda. Agama Islam memperlakukan dengan baik para lansia dan menegaskan bahwa keberadaan mereka tidak boleh dianggap sia-sia dan tak bernilai oleh masyarakat. Dukungan terhadap para lansia dan penghormatan terhadap mereka itulah yang ditekankan dalam Islam, penuaan adalah sebagai tanda dan simbol pengalaman dan ilmu. Para lansia memiliki kedudukan tinggi di masyarakat, khususnya dari sisi bahwa mereka adalah harta, ilmu dan pengalaman, serta informasi dan pemikiran. Oleh sebab itu, mereka harus dihormati, dicintai dan diperhatikan, serta berbagai pengalamannya pun harus kesimpulan dalam khutbah ini, kami mengajak kepada jamaah agar diri kita selalu Muliakan orangtua kita, juga para lansia di antara kita, karena menurut Islam justru usia mereka adalah usia kematangan dalam banyak usia pemberian Allah ini untuk digunakan sebanyak-banyaknya dalam melakukan menghardik dan menyia-nyiakan orang tua bagi yang mudaBerusaha menjadi orang-orang yang memiliki makna dan berguna terhadap keluarga dan masyarakat, bagi yang berusia tuaMemerankan orangtua/lansia sesuai dengan kemampuannya, bagi kita اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ بمَا فيْهِ مِنَ اْلآياتَِ وَالذكْر الْحَكِ يْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْتِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
GX7rj.
  • 4zzd0hmwai.pages.dev/23
  • 4zzd0hmwai.pages.dev/291
  • 4zzd0hmwai.pages.dev/123
  • 4zzd0hmwai.pages.dev/310
  • 4zzd0hmwai.pages.dev/123
  • 4zzd0hmwai.pages.dev/202
  • 4zzd0hmwai.pages.dev/349
  • 4zzd0hmwai.pages.dev/369
  • khotbah pemakaman orang tua lanjut usia